Kehidupan Pohon

​Pagi itu, Michell, seorang siswi SMP Hilarius, sedang mengerjakan tugas melukis dari guru seninya. Tugasnya adalah menggambarkan sebuah pohon yang memiliki makna mendalam. Michell memilih untuk melukis pohon yang ia lihat setiap hari dari jendela ruang kelasnya, yang berdiri tegak di tengah lapangan hijau sekolah. Pohon itu, bagi Michell, bukan sekadar objek, melainkan saksi bisu dari setiap tawa dan cerita yang terjadi di SMP Hilarius.

​Dengan kuas di tangannya, Michell mulai menuangkan visinya. Ia melukis langit biru yang cerah, melambangkan harapan dan semangat yang selalu ada di lingkungan sekolah. Di tengah kanvas, ia menciptakan sebuah pohon dengan batang dan ranting-ranting berwarna gelap yang kokoh, melambangkan kekuatan dan keteguhan hati. Pohon ini seolah menjadi simbol dari para siswa yang tengah bertumbuh, menghadapi tantangan, dan menjadi pribadi yang tangguh.

​Michell sengaja melukis pohonnya tanpa daun. Ia melukis bagian atas pohonnya dengan gumpalan putih menyerupai awan, melambangkan pikiran dan ide-ide yang bebas dan tidak terbatas. Di bawahnya, ia melukiskan padang rumput hijau yang subur dengan bintik-bintik kuning, menandakan kreativitas dan potensi yang tak terhingga dari setiap siswa. Bintik-bintik kuning itu seolah bunga-bunga kecil yang mekar, siap untuk tumbuh menjadi sesuatu yang indah.

​Lukisan Michell, yang berjudul “Kehidupan Pohon,” akhirnya dipajang di galeri seni sekolah. Karya Michell dipuji sebagai representasi yang kuat dan puitis tentang kehidupan di sekolah. Pohon tanpa daun yang dikelilingi oleh cahaya putih ini, bagi banyak siswa, menjadi pengingat bahwa meskipun terkadang mereka merasa “kosong” atau belum memiliki jawaban, mereka memiliki fondasi yang kuat dan potensi yang tak terbatas untuk tumbuh dan berkembang, sama seperti pohon yang dilukis Michell.

oleh: milan