Mepepada Wewalungan Karya Tawur Tabuh Gentuh dan Ida Betara Turun Kabeh di Pura Agung Besakih

Pada saat Karya Tawur Tabuh Gentuh dan Ida Betara Turun Kabeh di Pura Agung Besakih pasti menggunakan hewan atau wewalungan untuk kelengkapan upakaranya, terutama untuk banten caru yang dihaturkan. Sebelum hewan atau wewalungan ini digunakan untuk banten upakara akan dilaksanakan upacara Mapepada. Tujuan dari upacara ini adalah menyucikan hewan atau wewalungan ini sebelum digunakan untuk keperluan upakara..

Untuk  Karya Tawur Tabuh Gentuh dan Ida Betara Kabeh, upacara mapepada dilaksanakan sebanyak  2 kali. Yang pertama sebelum puncak Karya Tawur Labuh Gentuh dan kedua sebelum puncak Karya Ida Betara Turun Kabeh.

Sekretaris 1 Prawartaka Karya Tawur Tabuh Gentuh dan Ida Betara Turun Kabeh, I Nyoman Sudarsana menjelaskan, terkait Mapepada Karya Tawur Tabuh Gentuh dan Ida Betara Turun Kaben menjadi satu kesatuan upacara karena pelaksanaannya pada  tahun dan bulan yang sama. Rangkaian tawur tabuh gentuh pelaksanaannya di  Bencingah Pura Agung besakih itu dilakukan sehari sebelum hari Raya Nyepi  atau Tilem Sasih Kesanga.  Sehari sebelum tilem sasih kesanga kita melaksanakan mapepada wewalungan.

“Kita ada dua jenis mapepada, yang pertama mapepada di Bencingah. Mapepada yang  terkait dengan rangkaian tawur  tabuh gentuh ini, jenis hewan yang kita pakai, yaitu menjangan, kijang, penyu, asu blangbungkem, sapi, kerbau, itik dan angsa. Jadi setiap satu binatang mewakili satu penjuru atau 9 arah mata angin. Kerbaunya dipakai di tengah dan yang lain mengikuti sesuai dengan dudonan upakaranya. Kemudian besoknya baru kita melaksanakan tawur tabuh gentuhpada saat tilem sasih kesanga”, tambah Nyoman Sudarsana ketika ditemui di Pura Agung Besakih, Kabupaten Karangasem kemarin.

Selanjutnya adalah karya Ida Betara Turun Kabeh yang puncaknya dilaksanakan 12 April 2025 bertempat di Pura Penataran Agung Besakih. Rangkaian dari Ida Betara Turun Kabeh ada juga mapepada. Mapepadanya dilaksanakan sehari sebelum puncak karya. Jadi sebelum mapepada,  sudah ada rangkaian upacara yang dilaksanakan, yaitu nedunang Ida Betara yang sudah dilaksanakan Rabu 9 April 2025, lalu Kamis, 10 Apri 2025 dilaksanakan Melasti ke Toya Sah atau ke tempat sumber mata air yang ada di Toya Sah, kemudian barulah dilaksanakan mapepada di hari Jumat 11 April 2025, kata Nyoman Sudarsana.

Mapepada wewalungannya untuk Karya Ida Betara Turun Kabeh ada perbedaannya dengan tawur tabuh gentuh. Jika  tawur tabuh gentuh ada memakai menjangan, kijang serta anjing. Maka di sini hanya memakai kebo atau kerbau. Kerbaunya berjumlah lebih, di sini kita memakai 4 ekor kerbau atau kebo. Kebo yang dipakai adalah1  kebo biasa dan 3 kebo suci, antara lain Kebo Yos Merana, Anggrek Bulan dan Cemeng.  Yos Merana, Anggrek Bulan dan Cemeng mewakili 3 elemen atau  alam semesta, Brahma, Wisnu dan Siwa yang disesuaikan dengan warna kerbau tersebut. Pada rangkaian ini juga menggunakan angsa  dan  kambing hitam. Untuk Caru wewalungan ini dipakai tepat di depan Penataran Agung atau di depan Padma Tiga, tutup Nyoman Sudarsana.

sumber: https://rri.co.id/daerah/1442164/mepepada-wewalungan-karya-tawur-tabuh-gentuh-dan-ida-betara-turun-kabeh-di-pura-agung-besakih