Lukisan ini menggambarkan siluet sebuah pohon tua yang berdiri sendiri di tengah hamparan tanah gelap. Latar belakangnya memancarkan gradasi warna oranye lembut, seolah matahari sedang tenggelam di ufuk barat. Cahaya senja yang hangat memberikan kesan tenang sekaligus sendu, sementara batang pohon yang tak lagi berdaun menjadi simbol keteguhan dalam menghadapi waktu dan perubahan. Kesan sederhana namun kuat ini menghadirkan suasana yang mengajak kita merenung.
Bagi SMP Santo Hilarius, gambar ini dapat diibaratkan sebagai simbol semangat sekolah dalam menemani perjalanan siswanya. Pohon yang kokoh meskipun sederhana melambangkan guru-guru yang setia membimbing, memberikan perlindungan, dan menjadi tempat bertumbuhnya generasi muda. Cahaya oranye di langit mencerminkan suasana hangat penuh kasih sayang yang dihadirkan di lingkungan sekolah, membuat siswa merasa aman dan diterima.
Senja dalam lukisan ini juga bisa dimaknai sebagai waktu transisi, sama seperti masa remaja siswa SMP Santo Hilarius. Di masa ini, mereka belajar mengenal jati diri, mempersiapkan masa depan, dan mengembangkan potensi yang dimiliki. Walaupun jalan ke depan penuh tantangan, keteguhan pohon menjadi pengingat bahwa dengan dukungan sekolah, setiap siswa dapat bertahan dan terus tumbuh.
Kesederhanaan karya ini justru mengandung pesan yang dalam: keindahan bukan hanya terletak pada kemegahan, tetapi juga pada kekuatan untuk bertahan dalam kesunyian. Begitu pula SMP Santo Hilarius, yang dengan penuh dedikasi terus menanamkan nilai-nilai kedisiplinan, kejujuran, dan kasih, agar setiap siswanya dapat menjadi pribadi yang tangguh, siap menghadapi kehidupan, dan tetap berakar pada kebaikan.
- Oleh : Febriano